19 August 2009

Jejak Langkah Menuju Coban Jahe, Tumpang - Malang

Catatan perjalanan 17 Agustus 2009 di Coban Jahe, Tumpang, Malang

Berawal dari googling di internet, kami temukan sebuah coban (air terjun) yang tampak bagus. Begawan Waterfall, begitulah nama yang tertera di internet. Nampak menarik minat untuk mendatanginya.
Cuaca cerah di wilayah Malang Raya. Bertepatan dengan hari ulang tahun negeri ini yang ke 64 tahun, kami akan melakukan suatu perjalanan jelajah wisata alam. Tujuannya adalah Air Terjun Begawan, demikianlah informasi yang kami dapat di internet (yang ternyata setelah beberapa waktu kemudian baru kami tahu, ternyata bernama Coban Jahe. Terletak di wilayah dusun/desa Begawan, Tumpang, Malang).
Dengan mengendarai 3 motor dengan 5 orang personel, kami berangkat di hari menjelang siang, sekitar pukul 10.15 WIB. Sehubungan yang 4 orang ini masih awam terhadap medan yang akan dilalui, maka seorang kawan yang dipercaya menjadi pemandu kami ketika perjalanan menuju coban dimulai. Ada kejadian lucu disini. Tatakala di suatu belokan pertigaan jalan, kami kebablasan. Karena sang pemandu mengendarai sepeda motor terlalu cepat. Dengan segera kami menyeberang jalan menuju jalan yang dimaksud. Kami ikuti jalan yang dimaksud. Namun setelah sekian lama, kami merasa ada sesuatu yang aneh. Ternyata kawan yang bertugas memandu kami suskses "ngacir" mendahului kami yang awam lika-liku jalannya. Alhasil, ketika kami sempat membeli sedikit camilan di sebuah toko, sang pemilik toko yang baik hati segera memberitahu arah jalan menuju coban. Kami segera mengikuti arahan sang pemilik toko, kemudian melanjutkan perjalanan lagi.
Ada sekilas inisiatif yang baru muncul. Yakni menelepon pemandu kami lewat ponsel yang dimilikinya. Akhirnya perjalanan berlanjut kembali, dengan pemandu yang tetap setia memberikan petunjuk perjalanan. Jalan-jalan yang kami lewati adalah melalui perkampungan dengan jalan beraspal yang telah banyak berlubang di sana-sini. Cuaca panas dan terik saat itu sukses menciptakan debu-debu beterbangan diantara raungan deru sepeda motor kami. Maklum saja, di samping jalan beraspal itu masih berupa tanah kering...
Jalanan berdebu telah kami lewati, kemudian kami lewati jalanan seusai perkampungan. Jalan yang merupakan di samping kanan kami merupakan nampak bukit menjulang, sedang di samping kiri pemandangan bukit di kejauhan dengan hiasan pemandangan perkebunan. Nampak hijau dan asri suasana saat itu, meski panas mentari panas menyengat.
Setelah itu kami mulai melewati jalanan tanah. Membuat debu-debu beterbangan kesana-kemari.
Medan yang sangat terjal membuat kami harus sangat berhati-hati dalam mengendarai sepeda motor kami. Apalagi sepeda motor kami bukanlah termasuk sepeda motor yang dikondisikan untuk medan OFF ROAD. Banyak cekungan di jalanan tanah, dan sedikit bebatuan membuat ban serasa melesak ke dalam tanah. Benar-benar tantangan dalam mengendara. Pemandangan kami sewaktu di jalanan bertanah itu sempat terobati, ketika di samping kiri kami nampak lereng dengan sungai yang cukup bening airnya, cukup membuat mata menjadi "lebih segar".

Meskipun begitu, bagi sang pengendara yang baru pertama kali ke sini, merupakan tantangan tersendiri. Usai melewati beberapa belokan jalan, jalanan menanjak nan terjal, sampailah kami di suatu tempat yang bertuliskan "Tempat Makam Pahlawan Kali Jahe". Makam pahlawan yang dibatasi tembok dengan ukuran kira-kira panjang 20 meter x 10 meter tampak berdiri kokoh diantara tebing dan semak belukar yang tumbuh di sekitarnya. Ada sebuah monumen tepat di tengah-tengah gerbang masuk area pemakaman. Di sana juga nampak ada tebaran bunga di bawah monumen dan di beberapa pemakaman. Bunga-bunga yang yang akrab dijumpai di pemakaman umum. Nampaknya baru saja ada semacam acara "Tabur Bunga" bagi para pahlawan. Baik para pahlawan yang dikenal, maupun yang tidak dikenal. Usai melewati areal pemakaman, kami melanjutkan perjalanan tanah lagi. Bergelombang, tidak rata, berdebu, dan berlubang. Jadi pengendara kali ini harus benar-benar tangkas lagi dalam mengemudikan sepeda motornya.

Jalan tanjakan menjadi "rintangan" terakhir. Di ujung tanjakan terdapat sebuah pos yang nampaknya digunakan sebagai Posko pengawasan areal hutan dan coban. Usai melewati Posko tersebut nampak kami melewati jalanan bertanah, di samping kiri kami nampak areal perkemahan. Terlihat dari salah satu tempat bekas api unggun, dan di salah satu sudut nampak setumpuk sampah menggunung. Nampak lengang dan sepi, karena saat itu tidak ada yang mengadakan perkemahan di sana. Hanya suara-suara burung yang menghiasi perjalanan kami saat itu.
Di ujung jalan, kami berhenti sejenak. Kami mendengar sesuatu yang tidak asing. Yup, suara air terjun! Segera kami bergegas mendekati suara itu dan benarlah...!! Pemandangan Coban Jahe tepat di depan kami! Sebuah air terjun yang melewati sebuah bukit di kiri-kanannya nampak tebing bebatuan yang terlihat alami dan nampak terasah secara alamiah oleh aliran air dalam waktu yang teramat lama. Bagus sekali pemandangan saat itu...
Sebuah air terjun yang tingginya kira-kira tak lebih dari 50 meter. Nampak menjulang diantara tetumbuhan yang menyeruak di sampingnya. Hijau segar adalah kesan yang nampak pertama kali ketika melihat aneka tumbuhan itu. Hempasan air terjun di bawahnya membentuk sebuah kolam kecil. Kami memandang "sekelumit" pemandangan air terjun dan sekitarnya. Jalanan kami lewati nampak kering kerontang, sedang di hadapan kami nampak air terjung yang menggelora dengan gagahnya. Kontras sekali...
Saya sempat mencoba "masuk" ke pinggir kolam. Tidak berani ke tengah, karena banyak bebatuan yang licin dan tidak tahu kedalaman kolam yang berada di bawah air terjun..
Kemudian, kami pun mengambil gambar di berbagai sudut areal Coban Jahe ini. Adapun salah satu "angle" paling sulit adalah ketika mengambil gambar air terjun dari sebuah tebing di sebelah kanan kolam. Jalan setapak becek yang terkena hembusan embun air terjun membuat perjalanan ke atas sulit.
Jadi harus pintar-pintar memilih jalan untuk menuju ke atas. Menurut legenda yang terjadi di masyarakat sekitar di atas tebing ini ada sebuah gua. (Yang katanya) merupakan gua peninggalan di jaman penjajahan Jepang. Karena penasaran saya sempat melihat sejenak. Terdengar suara kelelawar di dalamnya, membuat saya agak merinding. Tanpa berlama-lama, "angle" air terjun/Coban Jahe sudah saya dapat. Saya pun turun kembali.
Beberapa foto di artikel ini adalah foto ketika kami berada di sana, menikmati keindahan alam dan suasananya.
Hembusan angin di dekat air terjun ini sangat dingin. Hingga pakaian yang kami kenakan basah.
Namun hal itu tidak mempengaruhi semangat kami "menaklukan" suatu perjalanan yang awalnya sempat diragukan keberadaannya. Ternyata, membuat kami senang.
Meskipun dengan segala kekurangan yang ada di areal Coban Jahe ini, menurut saya cukup terobati ketika perjalanan kami sampai di lokasi. Berkumpul bersama kawan-kawan seperjalanan membuat suasana ceria dan menyenangkan. Sebuah pemandangan karya Sang Illahi, yang tak terlupakan, di wilayah Begawan, Tumpang, Malang...

14 comments:

Mr.Bass said...

Oh ternyata sudah ke sana, ya? Kemarin pas acara Perhaka tiga hari itu jalan juga dilewati mobil, lho! Gak bisa mundur, jadi kalau sudah lewat makam ya harus terus sampai area perkemahan.. Mr.Bas

Anonymous said...

selamat udah sampai kali jahe....!!! dulu pas sd, smp... saya sring maen ke kali jahe (coban jahe).... biasanya naek speda pancal trus jalan beberapa kilo.... hmmm... kangen... pengen kesana lagi...

heru said...

maaf sekedar koreksi coban jahe terletak di desa begawan kecamatan jabung, kalau dikecamatan tumpang ada coban cinde didesa benjor, coban pelangi didesa gubuklakah kecamatan poncosumo selamat berpetualang

aduystic said...

@All : makasih udah mampir d blog sederhana saya.
@Achmad : di situ ga bisa mundur? wew...medan yang berat y? aq pas ke sana naik motor mmg hrs ekstra krj keras "menaklukan" jalanannya...alhamdulillah berhasil.
@Anonim : masa lalu...sangat menakjubkan...:)
@heru : makasih atas koreksinya.mgk ada sedikit kekeliruan d postingan saya,setidaknya sudah dapat koreksi.Trims!

Anonymous said...

PENGUMUMAN
pada semua publik mohon bantuannya apabila anda melihat sepeda motor honda grand tahun 95/97 warna hitam nopol N3863CH segera lapor ke pihak kepolisian terdekat karena barang tersebut di pindah tangankan tanpa ijin pemilik.indikasi lokasi barang terakhir bulan desember 2009 di konang,desa sidorejo pakis

aduystic said...

@Anonim : semoga kendaraan tersebut sdh d urus sama yg berwenang...

mukasaf ladaiya said...
This comment has been removed by the author.
mukasaf ladaiya said...

rumahku di desa begawan. deket masjid liwaul hamdi,,, monggo silahkan mampir.....

putry said...

sya mw ksana
thnks info blogny

Anonymous said...

maaf sekedar koreksi coban jahe terletak di kelurahan lowokwaru kecamatan lowokwaru kodya malang, kalau di kecamatan blimbing ada coban cinde di kelurahan sudimoro, coban pelangi dikelurahan kidul dalem kecamatan klojen selamat berpetualang

Unknown said...

numpang promo ya gan, info tempat wisata bisa hubungi Dunia Wisata di 0341-456444 | www.duniawisataku.com |thanks...

Cara Mengatasi Saluran Mampet said...

bagus info nya sangat mudah di mengerti

Cara Mudah Sedot Septictank dengan Starbio plus said...

mampir di blog ini memberikan pengalaman baru
terimakasih gan

Agen Starbio said...

info yang di tampilka sangat menarik
ditunggu info info lain nya