Postingan kali seharusnya sudah online beberapa hari yang lalu. Berhubung ada kesibukan yang teramat sangat, akhirnya baru kali ini bisa diposting. Dimulai saja, Senin, 29/12/2008 adalah hari dimana kami berlima merencanakan untuk refreshing sejenak ke suatu tempat. Kami berlima (masing2 berasal dari kota yang berbeda. Malang, Kediri, Jombang, Sidoarjo, dan Surabaya), menentukan pilihan tujuan rekreasi kami di suatu tempat rekreasi yang cukup terkenal di wilayah Malang Raya. Tempat tersebut adalah bernama Jawa Timur Park (disingkat JatimPark) yang berada di wilayah kota Batu. Tempat wisata yang terletak lebih dari 400 m dpl tersebut memang tempat wisata dan belajar keluarga. Butuh sekitar 45 menit dari kota Malang untuk menuju lokasi ini. Sehubungan dengan tanggal merah di kalender, maka tempat itu sudah ramai pelancong dari berbagai daerah. Didominasi oleh wisatawan2 keluarga, maka tempat tersebut menjadi sangat ramai.
Sesuai dengan "aturan" yang berlaku di tempat itu, maka pada hari Minggu/libur maka tarif masuknya adalah Rp 40.000,-. Jika hari biasa, maka tarifnya adalah Rp 30.000,- untuk sekali masuk. Usai membeli tiket, kami diberi gelang (mirip) kertas yang tidak mudah sobek, sebagai tanda masuknya, dan sebagai "tiket" untuk menikmati wahana2 tertentu tanpa membayar lagi. Dengan biaya yang sedemikian "lumayan" itu pengunjung disuguhi berbagai fasilitas wahana di arena permainan, diorama pra/sejarah, dan tempat2 yang berguna untuk menambah wawasan pengetahuan.
Di awal masuk tempat rekreasi JatimPark ini, kami datang dan langsung disuguhi tarian tradisional Reog Ponorogo. Meski bukan dari Ponorogo (terlihat nama grup kesenian tersebut adalah berasal dari wilayah Sukun, Malang) namun kesenian tersebut sangat menyita perhatian dari beberapa pelancong yang segera mengabadikannya di kamera foto maupun kamera video. Kemudian di bagian berikutnya kami memasuki sebuah bangunan (yang disetting mirip gua), di dalamnya terdapat aneka pakaian adat tradisional terpampang disana. Dan jika kita menekan salah satu tombol yang disediakan, maka akan terdengar informasi mengenai pakaian/adat tersebut. Selain itu, di bagian akhir area pakaian adat, ada satu stand yang cukup menarik perhatian saya waktu itu. Yup, stand tersebut adalah stand Arema. Nama yang identik dengan nama klub sepakbola kebanggaan masyarakat Malang. Namun disana tidak hanya disebutkan mengenai dunia sepakbola saja, juga diberikan informasi tentang bahasa Walik'an (=bahasa kebalikan) yang menjadi ciri khas bahasa Malangan, juga arti Arema yang tidak hanya berarti klub sepakbola, namun sudah menunjukkan identitas masyarakat Malang (Raya).
Tempat berikut yang kami kunjungi adalah area pengetahuan. Disana ditampilkan beragam perangkat pengetahuan yang sangat menambah wawasan para pengunjung. Baik di bidang fisika maupun kimia. Ada pula salah satu stand yang menampilkan diorama bagian2 gigi, anatomi manusia, dan proses kelahiran. Ada yang menampilkan replika terjadinya angin puyuh dalam wujud air berikut disebutkan sebab2 terjadinya, kemudian ada pula peluncur roket dari botol air mineral yang diberi tekanan udara sehingga "roket" tersebut bisa meluncur cepat ke atas, ada pula semacam rangkaian alat yang menunjukkan sebuah kelereng dapat bergerak dari bawah ke atas yang ditunjang dengan pergerakan komponen2 pembantunya (seperti gambar di bawah ini).
Salah satu arena pengetahuan di JatimPark, Batu
Di dekat "candi Jawi" tersebut juga "disediakan" (yang kelihatannya berupa replika) benda2 purbakala. Misalnya, arca patung, lingga - yoni, dan lain sebagainya. Kemudian kami melangkah lagi menikmati suasana dan lingkungan alam sekitar JatimPark tersebut yang berupa taman2. Beberapa diantaranya adalah tampak seperti di bawah ini.
Tampilan salah satu sudut taman di JatimPark, Batu
Di depan pintu masuk wahana rumah hantu di JatimPark, Batu
Salah satu sudut pandang di kolam renang JatimPark, Batu
Denah area wisata dan ragam wahana (dalam brosur) di JatimPark Batu
Inilah kami, berlima yang berasal dari kota yang berbeda2
Sesuai dengan "aturan" yang berlaku di tempat itu, maka pada hari Minggu/libur maka tarif masuknya adalah Rp 40.000,-. Jika hari biasa, maka tarifnya adalah Rp 30.000,- untuk sekali masuk. Usai membeli tiket, kami diberi gelang (mirip) kertas yang tidak mudah sobek, sebagai tanda masuknya, dan sebagai "tiket" untuk menikmati wahana2 tertentu tanpa membayar lagi. Dengan biaya yang sedemikian "lumayan" itu pengunjung disuguhi berbagai fasilitas wahana di arena permainan, diorama pra/sejarah, dan tempat2 yang berguna untuk menambah wawasan pengetahuan.
Di awal masuk tempat rekreasi JatimPark ini, kami datang dan langsung disuguhi tarian tradisional Reog Ponorogo. Meski bukan dari Ponorogo (terlihat nama grup kesenian tersebut adalah berasal dari wilayah Sukun, Malang) namun kesenian tersebut sangat menyita perhatian dari beberapa pelancong yang segera mengabadikannya di kamera foto maupun kamera video. Kemudian di bagian berikutnya kami memasuki sebuah bangunan (yang disetting mirip gua), di dalamnya terdapat aneka pakaian adat tradisional terpampang disana. Dan jika kita menekan salah satu tombol yang disediakan, maka akan terdengar informasi mengenai pakaian/adat tersebut. Selain itu, di bagian akhir area pakaian adat, ada satu stand yang cukup menarik perhatian saya waktu itu. Yup, stand tersebut adalah stand Arema. Nama yang identik dengan nama klub sepakbola kebanggaan masyarakat Malang. Namun disana tidak hanya disebutkan mengenai dunia sepakbola saja, juga diberikan informasi tentang bahasa Walik'an (=bahasa kebalikan) yang menjadi ciri khas bahasa Malangan, juga arti Arema yang tidak hanya berarti klub sepakbola, namun sudah menunjukkan identitas masyarakat Malang (Raya).
Saya, ketika di stand Arema di area JatimPark, Batu
Tempat berikut yang kami kunjungi adalah area pengetahuan. Disana ditampilkan beragam perangkat pengetahuan yang sangat menambah wawasan para pengunjung. Baik di bidang fisika maupun kimia. Ada pula salah satu stand yang menampilkan diorama bagian2 gigi, anatomi manusia, dan proses kelahiran. Ada yang menampilkan replika terjadinya angin puyuh dalam wujud air berikut disebutkan sebab2 terjadinya, kemudian ada pula peluncur roket dari botol air mineral yang diberi tekanan udara sehingga "roket" tersebut bisa meluncur cepat ke atas, ada pula semacam rangkaian alat yang menunjukkan sebuah kelereng dapat bergerak dari bawah ke atas yang ditunjang dengan pergerakan komponen2 pembantunya (seperti gambar di bawah ini).
Salah satu arena pengetahuan di JatimPark, Batu
Di sana juga disediakan paparan cara kerja tiap2 "wahana" pengetahuan tersebut, dan lain sebagainya. Setelah kami kunjungi arena pengetahuan, kami menuju ke arena sejarah. Di kawasan ini ditampilkan tentang rentetan peristiwa sebelum, menjelang, pada saat, dan sesudah Kemerdekaan RI. Jadi, para pengunjung bisa merasakan nuansa perjuangan masa lampau bangsa Indonesia di kawasan ini. Kemudian, tempat "pameran" binatang2 langka dan dilindungi adalah kunjungan kami di sana selanjutnya. Aneka hewan yang "dipamerkan" itu semisal ikan arwana yang panjangnya lebih dari 1 meter lebih yang diawetkan, ikan bawah laut yang diawetkan, fosil binatang purba, kelinci, hamster, tikus putih, monyet, tupai, aneka jenis ikan, dan lain sebagainya). Kemudian, di perjalanan berikutnya adalah "arena luar" (itu sebutan saya saja). Karena memang kawasan berikutnya adalah kawasan wisata yang berada di luar gedung. Diantaranya adalah seperti gambar di bawah ini, replika candi Jawi.
Replika Candi Jawi, JatimPark, Batu
Di dekat "candi Jawi" tersebut juga "disediakan" (yang kelihatannya berupa replika) benda2 purbakala. Misalnya, arca patung, lingga - yoni, dan lain sebagainya. Kemudian kami melangkah lagi menikmati suasana dan lingkungan alam sekitar JatimPark tersebut yang berupa taman2. Beberapa diantaranya adalah tampak seperti di bawah ini.
Tampilan salah satu sudut taman di JatimPark, Batu
Tampilan salah satu sudut taman di JatimPark, Batu
Usai melewati area taman, baru memasuki area wahana permainan. Disini terdapat beragam wahana yang dapat dimainkan pengunjung mulai anak2 sampai dewasa. Mulai motor cilik, bom bom car, rumah hantu, flying tornado, columbus, kolam renang, spinning coaster, dan lain sebagainya. Gambar di bawah ini adalah gambar depan dari wahana rumah hantu.Di depan pintu masuk wahana rumah hantu di JatimPark, Batu
Salah satu sudut pandang di kolam renang JatimPark, Batu
Denah area wisata dan ragam wahana (dalam brosur) di JatimPark Batu
Inilah kami, berlima yang berasal dari kota yang berbeda2
Secara keseluruhan, arena rekreasi ini menurut saya sangat bagus. Patut untuk dikunjungi jika suasana hati dan pikiran sedang sibuk/stress. Sejenak untuk melepas penat tatkala tenggelam dalam kesibukan aktivitas sehari2...
