30 August 2009

SMS Ramadhan yang Sempat Mampir di Ponsel

Sehubungan banyaknya SMS yang masuk, saya pilah-pilah yang sekiranya pantas untuk diposting disini. Saya tulis kembali sesuai dengan gaya penulisan rekan2 saya. Untuk menjaga privasi, saya tidak menuliskan nomor ponsel pengirimnya, namun hanya menuliskannya berupa urutan masuk saja.

SMS SATU
Bulan Ramadhan telah tiba...
Siapkan diri Mantapkan hati...
Berperang melawan Hawa Nafsu...
Marhaban ya Ramadhan...
Ya Allah jauhkan aq dri Setan2 yg tergokil...

SMS DUA
Jika Hati Sejernih Air Jgn Biarkan Ia Keruh
Jika Hati Seputih Awan Jgn Biarkan Ia Mendung
Jika Hati Seindah Bulan Hiasi Dgn Iman.
"Selamat Menunaikan Ibadah Puasa"

SMS TIGA
Khilaf n salah mjd bukti lemahnya diri manusia. Memohon maaf mjd sarana pembersihan hati menuju Ramadhan suci. Smoga Amal ibadah kita mjd lebih baik n mdptkn anugrah Dr IlahiRobbi. Amin.

SMS EMPAT
marhaban yaa ramadhan
bersihkan hati di bln yg penuh berkah & maghfirah utk m'dptkkan ridha Allah.
slmt m'jlnkan ibadah puasa

SMS LIMA
Rmadhn sgera tiba. Mari kita Snntiasa setting Niat, upgrade IMAN, download Sabar, delet Dosa, approve Maaf, n sering browsing Pahala.Met puasa! Mhn mav lhr btn

SMS ENAM
11 bln qt kjr dunia, qt umbar nafsu angkara.11 bln qt sebar dgki&prasangka.Dbln suci ni qt gelar puasa,qt bakar sgala dosa,qt cuci hti ni.

SMS TUJUH
Selamat menunaikan ibadah puasa bulan ramadhan. Mohon maaf lahir batin

SMS DELAPAN
SELAMAT DATANG dlm penerbangan RAMADHAN AIR dg No terbang 1430 H tujuan RIDHA ALLAH. Penumpang diwajibkan utk memakai sabuk PERSAUDARAAN & menegakkan kursi IMAN. Penerbangan ini bebas asap PERSELISIHAN..."SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA"Mohon Maaf Lahir & Batin...

SMS SEMBILAN
Bulan suci Ramadhan tlh tba mari qta smbut dgn hati riang, krn barangsiapa yg mnyambt bln suci Ramadhan dgn gmbira mk haram jazadnya msk neraka.SLAMAT MENUNAIKAN IBADAH SAUM 1430 H. Mohon maaf lahir batin.smg saum qta lbh baik dr sblmnya. amiin.

SMS SEPULUH
Wkt mengalir bagai air...
Ramadhan suci tlah hadir...
Ada luka prnah terukir...
Ada khilaf smpat tergulir...
Sucikan hati...
Slamat mnunaikan ibadah puasa...

SMS SEBELAS
Ramadhan tlah tiba,biar segalanya lancar mohon dmaafkan seluruh khilaf. Slmt menunaikan puasa, slmt bertransformasi jiwa. 'saatnya berubah'

SMS DUA BELAS
Tiada kata seindah zikir,tiada bulan seindah ramadhan. Ijinkan ke 2 tgn brsimpuh maaf utk lisan yg tak trjaga.Janji yg trabaikan Hati yg brprasangka n sikap yg prnah menyakiti
Marhaban ya Ramadhan...Mohon Maaf Lahir Batin...

SMS TIGA BELAS
DON'T MISSED IT...! "RAMADHAN BIG SALE! Get the discount DOSA up to 100%,kumpulkan poin PAHALA Anda dan rebut GRAND PRIZE 'LAILATUL QADAR'". Selamat berpuasa

Dan masih ada lagi...yang isinya senada...
Apapun dan bagaimanapun mengemukakannya, semoga ibadah puasa di bulan suci Ramadhan kali ini lebih baik di banding tahun-tahun sebelumnya...Selamat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan 1430 H.

19 August 2009

Jejak Langkah Menuju Coban Jahe, Tumpang - Malang

Catatan perjalanan 17 Agustus 2009 di Coban Jahe, Tumpang, Malang

Berawal dari googling di internet, kami temukan sebuah coban (air terjun) yang tampak bagus. Begawan Waterfall, begitulah nama yang tertera di internet. Nampak menarik minat untuk mendatanginya.
Cuaca cerah di wilayah Malang Raya. Bertepatan dengan hari ulang tahun negeri ini yang ke 64 tahun, kami akan melakukan suatu perjalanan jelajah wisata alam. Tujuannya adalah Air Terjun Begawan, demikianlah informasi yang kami dapat di internet (yang ternyata setelah beberapa waktu kemudian baru kami tahu, ternyata bernama Coban Jahe. Terletak di wilayah dusun/desa Begawan, Tumpang, Malang).
Dengan mengendarai 3 motor dengan 5 orang personel, kami berangkat di hari menjelang siang, sekitar pukul 10.15 WIB. Sehubungan yang 4 orang ini masih awam terhadap medan yang akan dilalui, maka seorang kawan yang dipercaya menjadi pemandu kami ketika perjalanan menuju coban dimulai. Ada kejadian lucu disini. Tatakala di suatu belokan pertigaan jalan, kami kebablasan. Karena sang pemandu mengendarai sepeda motor terlalu cepat. Dengan segera kami menyeberang jalan menuju jalan yang dimaksud. Kami ikuti jalan yang dimaksud. Namun setelah sekian lama, kami merasa ada sesuatu yang aneh. Ternyata kawan yang bertugas memandu kami suskses "ngacir" mendahului kami yang awam lika-liku jalannya. Alhasil, ketika kami sempat membeli sedikit camilan di sebuah toko, sang pemilik toko yang baik hati segera memberitahu arah jalan menuju coban. Kami segera mengikuti arahan sang pemilik toko, kemudian melanjutkan perjalanan lagi.
Ada sekilas inisiatif yang baru muncul. Yakni menelepon pemandu kami lewat ponsel yang dimilikinya. Akhirnya perjalanan berlanjut kembali, dengan pemandu yang tetap setia memberikan petunjuk perjalanan. Jalan-jalan yang kami lewati adalah melalui perkampungan dengan jalan beraspal yang telah banyak berlubang di sana-sini. Cuaca panas dan terik saat itu sukses menciptakan debu-debu beterbangan diantara raungan deru sepeda motor kami. Maklum saja, di samping jalan beraspal itu masih berupa tanah kering...
Jalanan berdebu telah kami lewati, kemudian kami lewati jalanan seusai perkampungan. Jalan yang merupakan di samping kanan kami merupakan nampak bukit menjulang, sedang di samping kiri pemandangan bukit di kejauhan dengan hiasan pemandangan perkebunan. Nampak hijau dan asri suasana saat itu, meski panas mentari panas menyengat.
Setelah itu kami mulai melewati jalanan tanah. Membuat debu-debu beterbangan kesana-kemari.
Medan yang sangat terjal membuat kami harus sangat berhati-hati dalam mengendarai sepeda motor kami. Apalagi sepeda motor kami bukanlah termasuk sepeda motor yang dikondisikan untuk medan OFF ROAD. Banyak cekungan di jalanan tanah, dan sedikit bebatuan membuat ban serasa melesak ke dalam tanah. Benar-benar tantangan dalam mengendara. Pemandangan kami sewaktu di jalanan bertanah itu sempat terobati, ketika di samping kiri kami nampak lereng dengan sungai yang cukup bening airnya, cukup membuat mata menjadi "lebih segar".

Meskipun begitu, bagi sang pengendara yang baru pertama kali ke sini, merupakan tantangan tersendiri. Usai melewati beberapa belokan jalan, jalanan menanjak nan terjal, sampailah kami di suatu tempat yang bertuliskan "Tempat Makam Pahlawan Kali Jahe". Makam pahlawan yang dibatasi tembok dengan ukuran kira-kira panjang 20 meter x 10 meter tampak berdiri kokoh diantara tebing dan semak belukar yang tumbuh di sekitarnya. Ada sebuah monumen tepat di tengah-tengah gerbang masuk area pemakaman. Di sana juga nampak ada tebaran bunga di bawah monumen dan di beberapa pemakaman. Bunga-bunga yang yang akrab dijumpai di pemakaman umum. Nampaknya baru saja ada semacam acara "Tabur Bunga" bagi para pahlawan. Baik para pahlawan yang dikenal, maupun yang tidak dikenal. Usai melewati areal pemakaman, kami melanjutkan perjalanan tanah lagi. Bergelombang, tidak rata, berdebu, dan berlubang. Jadi pengendara kali ini harus benar-benar tangkas lagi dalam mengemudikan sepeda motornya.

Jalan tanjakan menjadi "rintangan" terakhir. Di ujung tanjakan terdapat sebuah pos yang nampaknya digunakan sebagai Posko pengawasan areal hutan dan coban. Usai melewati Posko tersebut nampak kami melewati jalanan bertanah, di samping kiri kami nampak areal perkemahan. Terlihat dari salah satu tempat bekas api unggun, dan di salah satu sudut nampak setumpuk sampah menggunung. Nampak lengang dan sepi, karena saat itu tidak ada yang mengadakan perkemahan di sana. Hanya suara-suara burung yang menghiasi perjalanan kami saat itu.
Di ujung jalan, kami berhenti sejenak. Kami mendengar sesuatu yang tidak asing. Yup, suara air terjun! Segera kami bergegas mendekati suara itu dan benarlah...!! Pemandangan Coban Jahe tepat di depan kami! Sebuah air terjun yang melewati sebuah bukit di kiri-kanannya nampak tebing bebatuan yang terlihat alami dan nampak terasah secara alamiah oleh aliran air dalam waktu yang teramat lama. Bagus sekali pemandangan saat itu...
Sebuah air terjun yang tingginya kira-kira tak lebih dari 50 meter. Nampak menjulang diantara tetumbuhan yang menyeruak di sampingnya. Hijau segar adalah kesan yang nampak pertama kali ketika melihat aneka tumbuhan itu. Hempasan air terjun di bawahnya membentuk sebuah kolam kecil. Kami memandang "sekelumit" pemandangan air terjun dan sekitarnya. Jalanan kami lewati nampak kering kerontang, sedang di hadapan kami nampak air terjung yang menggelora dengan gagahnya. Kontras sekali...
Saya sempat mencoba "masuk" ke pinggir kolam. Tidak berani ke tengah, karena banyak bebatuan yang licin dan tidak tahu kedalaman kolam yang berada di bawah air terjun..
Kemudian, kami pun mengambil gambar di berbagai sudut areal Coban Jahe ini. Adapun salah satu "angle" paling sulit adalah ketika mengambil gambar air terjun dari sebuah tebing di sebelah kanan kolam. Jalan setapak becek yang terkena hembusan embun air terjun membuat perjalanan ke atas sulit.
Jadi harus pintar-pintar memilih jalan untuk menuju ke atas. Menurut legenda yang terjadi di masyarakat sekitar di atas tebing ini ada sebuah gua. (Yang katanya) merupakan gua peninggalan di jaman penjajahan Jepang. Karena penasaran saya sempat melihat sejenak. Terdengar suara kelelawar di dalamnya, membuat saya agak merinding. Tanpa berlama-lama, "angle" air terjun/Coban Jahe sudah saya dapat. Saya pun turun kembali.
Beberapa foto di artikel ini adalah foto ketika kami berada di sana, menikmati keindahan alam dan suasananya.
Hembusan angin di dekat air terjun ini sangat dingin. Hingga pakaian yang kami kenakan basah.
Namun hal itu tidak mempengaruhi semangat kami "menaklukan" suatu perjalanan yang awalnya sempat diragukan keberadaannya. Ternyata, membuat kami senang.
Meskipun dengan segala kekurangan yang ada di areal Coban Jahe ini, menurut saya cukup terobati ketika perjalanan kami sampai di lokasi. Berkumpul bersama kawan-kawan seperjalanan membuat suasana ceria dan menyenangkan. Sebuah pemandangan karya Sang Illahi, yang tak terlupakan, di wilayah Begawan, Tumpang, Malang...

16 August 2009

Biru-membiru di Bhumi Arema...


11 Agustus 2009, hari yang tak akan pernah dilupakan oleh Aremania, kelompok suporter fanatik sepak bola Arema Malang. Dimana di tanggal inilah tepat 22 tahun yang lalu, tim sepak bola berlogo kepala singa ini lahir. Dilematika terjadi di akhir musim kompetisi 2008-2009, dimana kepemilikan tim Arema ini (yang sebelumnya dipegang oleh pabrik rokok Bentoel Prima), telah berganti karena kebijakan pemilik saham mayoritas pabrik ini yang menghendaki tidak "mengurusi" bidang olahraga, termasuk sepak bola. Alhasil, bagai kehilangan induk, terjadi gonjang-ganjing di tim Arema.

Banyak dikabarkan, Arema akan ditangani oleh pemkot Batu, pemkot Malang, dan lain sebagainya. Sehingga ketidakjelasan tersebut membuat ketar-ketir bagi warga Malang Raya, jika sewaktu-waktu tim kebanggaannya bisa "meninggalkan" wilayah Malang Raya, sebagaimana yang terjadi di beberapa klub sepak bola nasional yang lain. Dikarenakan ketikdajelasan tersebut, ada banyak pemain Arema yang akhirnya menerima pinangan dari klub lain. Namun atas pendekatan positif yang terjadi antara manajemen tim Arema sebelumnya dan pihak Aremania maka akhirnya telah didapatkan tim manajemen baru yang akan mengelola di musim mendatang. Dan dipastikan, Arema tetap berada di Malang Raya.
Usai terjadi kesepakatan kepengurusan tim Arema di masa mendatang, merupakan berkah bagi warga Malang Raya. Sebab tim kebanggaannya tidak "lari" ke luar daerah. Hal inilah yang membuat Aremania merasa sukacita. Dan diluapkan dalam bentuk konvoi keliling kota.
Tradisi tahunan yang selalu terjadi di bulan Agustus ini selalu menjadi hal yang dinanti-nantikan ribuan Aremania. Karena mereka bisa berkeliling kota secara bersama-sama sambil bebas membawa segala macam atribut suporter sepak bola. Atribut itu meliputi bendera, syal, kaos, jaket, topi, dan lain sebagainya...

Ciri khas yang utama adalah warna kebesaran biru dan logo singa ada dimana-mana. Di saat ini, ribuan Aremania berkumpul menjadi satu untuk melakukan arak-arakan alias konvoi keliling kota, kabupaten. Dimulai di depan Stadion Gajayana Malang, para peserta konvoi yang menggunakan sepeda motor berkumpul di depan stadion. Pukul 09.30 peserta konvoi ini diberangkatkan dengan mengambil rute Jl. Semeru-Jl. Kahuripan-(depan Stasiun Kotabaru)-Mergosono-Gadang-Bululawang-Gondanglegi-Kepanjen-Pakisaji-Kacuk-Jl. Kawi-Jl. Besar Ijen-Jl. MT.Haryono-Karangploso-Singosari-kembali ke Malang.

Berbagai atribut yang terpakai oleh peserta konvoi kali ini. Bahkan yang paling "ekstrim", bawahan pakai celana seragam sekolah atasan kaos Arema. hihihihi....! Begitulah saking fanatiknya Aremania, sampai-sampai meninggalkan bangku sekolah (baca : membolos sekolah) untuk sementara waktu demi mengikuti konvoi. Juga mulai anak kecil (usia balita) sampai usia bapak-bapak ikut meramaikan pesta konvoi dengan mengendarai kendaraan roda duanya. Ragam kendaraan dua memang terdapat berbagai merk dan jenis. Namun bukan itu yang menjadi kendala perbedaan. Berbeda ragam, namun 1 semangat, semangat Singo Edan!
Di awal perjalanan, rute yang dilewati termasuk rute "pinggiran". Dipilihnya rute ini agar tidak mengganggu lalu-lintas di dalam kota yang teramat padat di kala jam sibuk. Para polisi sibuk menjaga kelancaran lalu-lintas di persimpangan-persimpangan jalan. Bagusnya, Aremania tidak sampai melakukan hal-hal bersifat anarkis dalam melakukan konvoi ini. Yang patut disayangkan, banyak diantara mereka yang tidak menggunakan pelindung kepala alias helm. Juga, beberapa knalpot sepeda motor milik mereka juga menggunakan jenis "knalpot pohong", yakni jenis knalpot berbentuk mirip singkong yang mempunyai suara keras sekali.
Suasana hiruk-pikuk dan sambutan masyarakat di sekitar rute sangat bersahabat ketika rombongan berjalan beriringan. Juga ketika serombongan anak-anak SD yang pulang sekolah meneriakkan kata-kata "AREMA" sangat meyakinkan sekali...
Meski terik panas matahari menyengat peserta konvoi, tak membuat mereka berkeluh-kesah maupun terasa lelah. Tetap bersemangat melanjutkan perjalanan sampai kemampuan mereka...
Di siang hari, jumlah Aremania yang berkonvoi menjadi lebih banyak lagi. Bahkan ada yang mengendarai truk plus seperangkat pengeras suara, sambil membunyikan lagu-lagu Arema.
Sangat ramai....
Itulah Aremania, dimanapun, bagaimanapun, kapanpun, apapun mereka akan selalu ada dan tetap ada untuk mendukung Arema. Dengan berbagai kemampuan, kreativitas yang mereka punyai dengan didukung semangat "Singo Edan" yang telah mendarahdaging akan tetap dan selalu mendukung Arema.
Selamat ulang tahun Arema, semoga lebih sukses di masa-masa mendatang...

Salam satu jiwa...AREMA!!

14 August 2009

Menelusuri "Masjid Jin" di Turen, Malang

Catatan perjalanan di Turen, Malang, Jumat, 27 Maret 2009

Ada yang pernah dengar tentang "Masjid Jin" atau "Masjid yang dibangun oleh Jin", atau yang sejenisnya? Bahkan, ada yang menyebut bangunan ini dengan sebutan "masjid tiban" alias masjid yang "tiba-tiba ada". Berita heboh ini pernah santer di area Malang Raya sekitar awal tahun 2009 ini. Bagaimana tidak santer, entah dari mana asalnya, tiba-tiba ada yang mengeluarkan informasi bahwa ada bangunan bagus berupa masjid yang berada di wilayah yang cukup terpencil, dengan kondisi ekonomi warga sekitarnya yang termasuk golongan menengah bawah? Tak ayal lagi, berita ini sempat menghiasi artikel salah satu koran lokal yang berada di kota dingin Malang.

Dampaknya, (menurut cerita salah seorang kawan yang pernah berkunjung di tempat ini) buanyaaaakkkkkk sekali pengunjungnyaa..... karena, bangunannya bagus sekali...!!!

Berdasarkan cerita salah seorang kawan tersebut, membuat saya penasaran akan keberadaan bangunan yang disebut sebagai bangunan masjid. Usai menjadwal kegiatan sehari-hari, akhirnya tercapai pula waktu yang ditentukan. Dimana saya dan beberapa teman lainnya ada waktu luang, maka kami berangkat ke sana, ke bangunan yang disebut kebanyakan orang sebagai "masjid jin".

Berangkat di siang hari menuju Turen membutuhkan waktu perjalanan sekitar 45 menit dari pusat kota Malang. Panas teriknya mentari tak menyurutkan keinginan untuk segera sampai ke "masjid jin". Usai perjalanan yang cukup menantang, karena mengendarai beberapa motor, akhirnya sampai juga di depan bangunan tersebut. Alhamdulillah...sampai dengan selamat di tujuan. Kemudian kami memasuki jalan kampung yang kira-kira lebarnya cukup untuk dilewati sebuah bus pariwisata. Di kiri-kanan jalan tersebut adalah rumah-rumah penduduk, yang lebih familiar disebut sebagai perkampungan. Begitu kami tiba,
dan mendongakkan kepala, kami takjub dengan apa yang kami saksikan di depan kami. Wow.....sebuah bangunan besar menjulang nan megah terpampang. Meski tampak belum jadi 100% tampak bangunan ini sangat luar biasa bagusnya...
Terlihat sangat jelas, seni arsitektur yang sangat mengagumkan telah ditunjukkan ornamen-ornamen yang berada di tempat ini. Perpaduan gaya arsitektur Arab, India, China tampak terlihat dengan jelasnya. Dengan corak warna yang beragam membuat kesan bangunan sekilas bukan sebuah masjid. Sebenarnya ini adalah sebuah bangunan pondok pesantren, namanya Bihaaru Bahri ’Asali Fadlaailir Rahmah. Bertempat di Jalan Wahid Hasyim, Gang Anggur, Desa Sananrejo, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang. Ternyata apa yang diceritakan teman saya benar, bahwa bangunan ini sangatlah megah. Luar biasa... Usai memarkirkan kendaraan kami, yang letaknya di dekat gerbang pintu masuk bangunan pondok pesantren (=untuk mempermudah, saya singkat menjadi "Ponpes"), kami segera memasuki areal pelataran.
Pertama-tama kami diharuskan "ijin" terlebih dahulu kepada penjaga yang ada. Bila diibaratkan sebagai tempat rekreasi, kami diharuskan "membeli tiket masuk" terlebih dahulu di sebuah pos berwarna oranye, dengan hiasan ornamen khas. Sebuah bangunan yang penempatannya agak tidak umum. Sebab sebuah pos yang umumnya "diletakkan" di tepi jalan, pos ini malah ditempatkan di tengah-tengah pelataran. Disini kami diminta mengisi semacam form berukuran kecil dengan berisikan : tujuan kedatangan, berapa orang yang ikut rombongan, asal rombongan, nama pimpinan rombongan. Tanpa membayar uang sepeserpun. Ah....hampir lupa....! Para pengunjung yang akan menuju ke tempat ini diharapkan memakai busana muslim. Jika wanita, diharuskan memakai busana muslim dan mengenakan jilbab. Jika pria, cukup mengenakan pakaian rapi. Aturan ini terpampang di depan pintu masuk bangunan utama.


Memasuki bangunan pertama kali akan dihadapkan dengan semacam ruang yang kalau boleh dikatakan sebagai serambi. Yang salah satu bagian temboknya di desain mirip desain dinding gua yang ada beberapa ruang lagi di balik dinding tersebut. Jadi, mirip seperti bangunan ber-ruang. Dimana di salah satu ruang tersebut ada sebuah ruangan yang penuh dengan akuarium yang ditata sedimikian rupa. Diisi dengan ikan berbagai macam dan jenis.... Nah ada kejadian lucu disini. Saat itu, ruangan akuarium tersebut tampak gelap gulita. Saya mencoba memasuki ruangan tersebut. Karena penasaran, di kejauhan nampak ada sebentuk benda aneh namun bercahaya redup dan bersuara seperti kecipak air yang berada di kolam. Saya dan salah seorang kawan saya memasuki ruangan itu bersamaan dan tiba-tiba lampu di ruangan tersebut menyala! Dan diiringi suara burung-burung berkicau! Kami sempat kaget, namun tertawa-tawa kemudian, karena kekagetan kami....:) .Usut punya usut, ternyata adalah semacam sensor suara/sensor gerak dan lampu yang diaktifkan ketika ada seseorang yang memasuki ruangan tersebut. Betapa canggihnya ponpes ini... Gambar berikut adalah salah satu ruang di sebelah kanan pintu masuk bangunan. Ruang tersebut nampak terdapat berbagai hiasan yang mirip sebuah penginapan.
Baik hiasan yang tergantung di langit-langit ruangan maupun yang ditempelkan pada dinding ruangan. Bahkan, meja kursi yang terdapat di sana terbuat dari bahan kayu yang bentuknya sangat artistik...
Kemudian jika kita memasuki salah satu ruangan, di ruang tersebut akan terhubung oleh suatu pintu. Sehingga kita akan bisa memasuki ruangan yang lain. Dimana tiap ruang mempunyai desain ruangan yang berbeda-beda. Jadi, kita tidak akan bosan memasuki ruang demi ruang.

Dominasi desain ruangannya tidak jauh-jauh dari gaya kaligrafi. Kaligrafi dengan berbagai model, jenis, warna, bentuk, dan corak.
Seperti yang tampak pada gambar di samping ini, adalah salah satu jenis hiasan yang terdapat dalam salah satu ruang. Jam klasik ini tampak begitu bagus diletakkan di tengah-tengah ruangan. Ditempatkan di depan dinding yang bercorak kaligrafi dengan penataan yang sangat mengagumkan.

Sebenarnya di bangunan pondok pesantren ini ada lift. Namun ketika saya berkunjung ke tempat ini, masih belum bisa difungsikan. Tidak begitu mengherankan jika di sini terdapat lift, karena bangunan ini terdiri 10 lantai. Meskipun belum sepenuhnya selesai dibangun, masih ada anak tangga ataupun jalan yang menghubungkan antar ruang/antar lantai yang landai. Sehingga kita tidak merasakan naik ke lantai berikutnya.

Jikalau kita merasa capai ketika berjalan, ada banyak tempat untuk beristirahat. Ada yang berupa kursi dari kayu jati dengan desain yang unik.
Dan di salah satu ruang di lantai atas terdapat jenis ornamen yang menurut saya sangat bagus. Seperti gambar di samping, berupa kursi singgasana dengan hiasan warna kuning keemasan, simbol kemewahan nan anggun. Hiasan bergaya India dengan perpaduan rangkaian kaligrafi di beberapa bagiannya.
Juga turut terdapat gaya modern yang menghiasi berbagai ornamen yang ada di aksesoris maupun dinding-dinding bangunan ini.
Tak luput dari perhatian, ada kolam berukuran cukup besar, yang lengkap berisi ikan aneka ukuran di lantai bagian atas. Jenis yang terlihat saat itu adalah ikan koi, ikan emas, dan lain sebagainya.


Seperti yang tampak dalam gambar berikut. Gambar ini diambil di lantai atas (maaf lupa di lantai berapa). Ini adalah kubah kubah yang berhiaskan semacam motif berwarna-warni yang semarak. Dimana di depannya diletakkan sejenis pohon kurma buatan. Yang unik, pohon kurma buatan ini terdapat lampu-lampu kecilnya, jika dinyalakan, akan tampak kelap-kelip. Yang lebih mengagumkan, di lantai atas lagi terdapat kebun jagung yang tumbuh subur! Juga terdapat semacam pekarangan yang disulap mirip kandang sebagai pemeliharaan beberapa ekor monyet yang sedang berlompatan ke sana-kemari.

Di bagian belakang adalah bangunan ponpes yang masih dalam tahap pengerjaan. Meski demikian, nampak anggun dan mewah unsur seni yang terdapat dalam ornamen-ornamennya.
Bangunan ponpes ini dibangun sejak tahun 1978,
sampai sekarang bangunannya belum selesai
100%. Jadi tidak heran jika pada saat berkunjung ke sana masih terlihat beberapa orang yang bekerja. Arsitek dari pembangunan ponpes ini bukanlah seseorang yang belajar dari ilmu arsitektur di perguruan tinggi, melainkan hasil dari istikharah pemilik pondok, KH Achmad Bahru Mafdloludin Sholeh. Karenanya, bentuknya menjadi sangat unik, seperti perpaduan timur tengah, china dan modern.
Di bagian dalam ada beberapa musholla. Untuk laki-laki terpisah dari musholla wanita. Sayapun sempat melakukan sholat Ashar di salah satu musholla, tidak terlalu besar ruangannya, di beberapa bagian musholla masih terlihat pengerjaan yang belum selesai, tapi sudah bisa digunakan. Meski belum selesai, beberapa kamera CCTV sudah terpasang di bagian dalam musholla. Yang unik adalah jalan menuju ke musholla ini dan tempat wudhu. Dengan suasana yang agak gelap, kita harus melewati beberapa lorong yang hanya cukup untuk dua orang saja. Bentuk lorong pun tidak selalu lurus, terkadang ada yang berbelok maupun malah menuju ke lantai yang lebih atas. Jika salah masuk lorong, dijamin tidak akan sampai ke musholla. Ini juga mungkin yang membuat ponpes ini unik dan menarik buat dikunjungi.
Sudah tak terasa berkeliling ke sana-ke mari menjelajah ruang demi ruang di bangunan ponpes ini. Akhirnya, kami berjalan ke luar bangunan, dimana jalan yang akan menuntun kami menuju tempat luar bangunan. Sebenarnya ketika ke luar menuju bangunan ini (di lantai atas) terdapat aneka kios yang menjajakan berbagai macam suvenir. Namun ketika saya akan berjalan ke luar, kebanyakan kios-kios tersebut sudah tutup, dikarena waktu yang sudah sore.

Usai berjalan kembali sampai menuju ke lantai paling dasar, maka saya sempatkan "mampir" ke bagian samping halaman bangunan ponpes ini. Dimana di bagian ini terdapat tempat peristirahatan yang lebih mirip bergaya kerajaan berwarna putih di hampir semua bagiannya. Tempat ini dibedakan tempatnya untuk pria dan wanita. Berbagai macam tempat duduk diletakkan disini. Sehingga kita bisa melepaskan penat usai "berkelana" di tempat ini sambil menikmati pemandangan pepohonan yang ada di sekitar. Gambar di samping ini adalah bagian depan tempat peristirahatan yang berada di samping depan bangunan ponpes.

Ketika saya berjalan di samping bangunan, secara tidak sengaja saya menemukan "angle" bangunan yang tampak seperti dalam gambar di samping. Begitu mengagumkan! Mirip seperti bangunan kerajaan di negeri dongeng....
Aneka ornamen menghiasi dinding dan pilar-pilar yang terdapat di dalamnya. Sehingga kesan istimewa dan mewah patut disematkan di tempat ini.
Inilah bagian bangunan yang menjadi favorit saya...
Sangat istimewa dengan segala pernak-pernik dan ornamennya. Perpaduan warna putih, biru, krem, kuning, dan lainnya terlihat sangat kompak dan padu....
Namun yang lebih unik lagi adalah di berbagai sudut ruangan tidak dijumpai kotak amal yang biasanya lazim di jumpai di salah satu sudut tempat peribadatan. Ini yang membuat pikiran saya bertanya-tanya. Dapat dana dari mana "sang kreator " ketika merancang, membuat, dan membangun tempat sebagus ini?

Ketika berjalan menuju ke arah pintu ke luar, di salah satu sudut dindingnya terdapat kaligrafi berukuran besar yang "menempel" di sini. Ini adalah salah satu dari sekian banyak kaligrafi yang ada.
Nah, di akhir kunjungan kita diminta mengisi pendapat tentang ponpes ini. Berbagai komentar pun ada, yang kebanyakan menyatakan kekaguman akan kemegahan dan kemewahan bangunan ponpes ini. Bahkan ada yang mengaku tersentuh hatinya ketika memasuki sebuah ruangan. Luar biasa...


Yang menarik, setelah kita menuliskan pendapat, kita tidak ditarik uang sepeser pun! Ada satu papan yang didalamnya dipasang beberapa kliping berita di surat kabar tentang ponpes ini. Di situ juga ada semacam bantahan bahwa ponpes ini dibangun oleh bangsa jin. Setelah puas berkeliling, dan memuaskan rasa ingin tahu saya tentang bangunan ponpes ini, akhirnya saya bisa mengambil suatu kesimpulan, jika ponpes ini bukan dibangun oleh bangsa jin, seperti yang banyak dibicarakan orang. Ini bisa dilihat di salah satu sudut bangunan terdapat foto yang menunjukkan tahapan pembangunan dari beberapa tahun yang berjalan. Saya bisa memahami, karena bangunan ini sangat megah, mewah, sangat luas, dan berada di perkampungan penduduk desa. Mungkin yang bisa jadi bahan renungan buat kita adalah, jika kita mempunyai uang banyak, akankah terbersit di pikiran untuk membuat bangunan semegah dan semewah ponpes ini? Banyak sekali hikmah yang bisa kita dapat dari perjalanan menelusuri ponpes Bihaaru Bahri ’Asali Fadlaailir Rahmah ini.

07 August 2009

Berkelana dalam Dinginnya Coban Pelangi,Tumpang, Malang

Catatan perjalanan wisata alam Minggu, 20 Juli 2009

Tempat wisata alami yang terletak di wilayah Tumpang, kabupaten Malang. Wisata alami yang terletak di sebelah timur kota Malang dan dapat ditempuh dengan waktu sekitar 1 jam ini menampilkan pesona air terjun yang sangat menawan. Entah mengapa tempat wisata alam ini diberi nama Coban Pelangi. Bisa jadi karena di saat yang tepat, seringkali muncul seberkas pelangi di dekat air terjun tersebut. Maka dari itu disebut sebagai Coban Pelangi.

Perjalanan menuju ke lokasi wisata ini melewati wilayah Poncokusomo yang dikenal dingin, dan merupakan sentra penghasil buah apel (selain Batu) sangat menyejukkan pemandangan mata selama perjalanan berlangsung.

Di pintu gerbang wilayahPoncokusumo, menuju arah ke Coban Pelangi, para wisatawan diminta untuk "memberi sumbangan" kepada kas desa tersebut.

Untuk kendaraan roda 2 dikenakan

sumbangan sebesar Rp 500,-

Usai melewati "gerbang wilayah" tersebut dilanjutkan dengan perjalanan ke arah timur dengan kiri-kanan lahan perkebunan. Yang tampak dominan adalah kebun apel. Jalan berukuran relatif sempit dan beraspal, mengantarkan wisatawan menuju wilayah berhawa dingin.

Kira-kira sekitar lima belas menit kemudian akan tampak jalan beraspal yang sudah rusak. Istilah orang sekitar adalah "jalan makadam" dimana wujud jalan ini adalah bebatuan yang di atur sedemikian rupa agar bisa digunakan sebagai jalan lalu-lintas. Dari sana sekitar 5 menit kemudian akan tampak papan pengumuman selamat datang yang menunjukkan tempat wisata bernama Coban Pelangi.

Di pintu masuk, pengunjung ditarik biaya masuk tempat wisata sebesar Rp 3.100,- (bisa jadi di hari biasa tarifnya berbeda. Kebetulan saat kami menuju lokasi ini di saat hari Minggu). Perjalanan dimulai melalui jalan setapak yang telah ditata sedemikian rupa. Jadi jalan ini tidak tampak terlihat sempit. Jika dilewati serombongan orang-orang dengan berjajar 3-4 orang masih muat. Jalan menurun yang tidak begitu terjal sangat memudahkan pengunjung untuk sesaat menikmati pemandangan hijau dari pepohan alami yang terhampar. Aneka semak belukar, pepohonan yang cukup besar sangat banyak terlihat sepanjang perjalanan.

Jalanan setapak yang menurun ketika beranjak menuju lokasi air terjun Coban Pelangi tak menyurutkan hasrat ketika tampak ada penjaja makanan ringan yang sedang menunggu pembeli untuk membeli sedikit camilan ataupun minuman ringan. Di dalam gubuk yang sederhana itulah mereka menjajakan barang dagangan yang kebanyakan berupa makanan/minuman ringan.

Selang sekitar 20 menit kemudian tampak menyeruak diantara sungai yang mengalir adalah sebuah jembatan bambu yang dirancang sedemikian rupa, sehingga tampak kokoh di atas permukaan air sungai. Usai melewati jembatan, pengunjung dihadapkan dengan sebuah batu besar di ujung jembatan, dan diharuskan melewati batu tersebut. Karena itulah satu-satunya jalur menuju ke arah air terjun. Usai melewati batu tersebut, jalanan setapak mulai menanjak. Cukup terjal juga, jadi harus pintar-pintar memilih pijakan kaki untuk sampai di alur jalanan setapak berikutnya. Kemudian tampak di kiri-kanan jalan setapak itu adalah rindang semak-belukar dan pepohonan yang sangat rimbun. Yang nampak menimbulkan kesan rindang, meskipun terik matahari mulai menyeruak di balik gumpalan awan yang menggumpal. Tidak jarang, kami berpapasan dengan serombongan pengunjung lain yang mau pulang dengan menjinjing sandal yang mereka pakai. Tampak kaki-kaki kotor terkena lumpur ataupun tanah. Namun keceriaan tampak di sela-sela keringat kelelahan.

Sepuluh menit kemudian tampak gemuruh suara air terjun menyambut kami setelah melewati sebuah tikungan yang ada di balik sebuah bukit terjal. Dan ternyata, benar...!! Sebuah air terjun yang tertutup bayangan bukit.

Gambar disamping inilah sebuah coban (air terjun) yang dikenal dengan nama Coban Pelangi.

Air terjun yang boleh dikatakan masih alami, belum terjamah adanya "pembangunan" manusia. Ketika berada di dekat air terjun ini terasa seperti memasuki "dunia lain". Sangat mempesona...

Rindang pepohonan yang belum banyak terusik, jalanan terjal ketika hampir mencapai lokasi air terjun adalah hal-hal yang bisa kita jumpai di sini. Benar-benar suasana alam yang luar biasa....yang bisa "menyembuhkan" penat dari kehidupan kesibukan rutinitas sehari-hari.



Tatkala berada di bawah air terjun ini terasa angin kencang yang dihembuskan dari efek air terjun sangat kencang. Butiran-butiran lembut sang air seketika menerpa wajah. Brr....sangat dingin. Nuansa kesegaran datang menghampiri. Bahkan bukan hanya segar, bisa dikatakan dingin. Air sungai hasil jatuhnya air terjun itupun teramat sangat dingin. Jika ujung kaki kita baru saja menyentuh air sungai tersebut, terasa sangat dingin. Apabila kita tetap merendam kaki kita di aliran sungai tersebut, lama-kelamaan tidak akan terasa dingin lagi. Banyak bebatuan yang berserakan di sekitar air terjun ini. Batu besar atupun kecil banyak yang berserakan. Tak banyak hewan-hewan yang dapat diketahui hidup. Saya beruntung menemukan sekelompok kecebong yang sedang berkumpul d salah satu sudut bawah batuan yang besar. Sebab, ternyata masih ada sejenis hewan yang dapat bertahan hidup di dinginnya air seperti itu.


Gambar berikut menunjukkan betapa dahsyatnya hempasan air terjun Coban Pelangi yang tepat berada di belakang kami. Hembusan angin beserta embun sangat keras membuat kami bertahan dengan menggigil di depan air terjun ini. Saking kuatnya hembusan embun yang dihasilkan terjun ini,pakaian yang kami kenakan sampai basah. Padahal itu baru terkena hembusan embunnya saja! Bebatuan yang berada didekatnya pun sudah banyak ditumbuhi lumut, sehingga harus hati-hati ketika melewatinya, karena licinnya batu.


Kemudian, mungkin inilah sedikit keberuntungan yang dapat kami peroleh. Secara tidak sengaja, ketika ada secercah cahaya mentari menyinari sekelompok tumbuhan di dekat kami, sekilas tampak ada selarik pelangi tipis di dekat kami, dan berhasil diabadikan salah satu di antara kami. Sempat sebelumnya, kami cari "pelangi" tersebut di sebelah atas, alias di dekat air terjun. Namun tidak pernah kami menjumpainya. Tatkala akan bergegas kembali, ada selarik pelangi kecil. Mungkin inilah penyebab, mengapa dinamakan Coban Pelangi. :)


Karena berembun yang teramat sangat, desiran angin sangat kencang, membuat sandal-sandal kami menjadi basah. Daripada membuat kami terjatuh karena licinnya medan, kami semua melepas semua sandal dan "memarkirkannya" di sebuah batu. Kami sama sekali tak beralaskan kaki apapun! Demi menjaga keseimbangan dan keselamatan kami selama perjalanan di dekat air terjun. Dan tidak disangka, warna sandal kami kok sama ya? HItam semua!!! Padahal tidak janjian pakai sandal hitam lho...hihihii....


Inilah saya, ketika berpose seolah-olah menelan air terjun. Hehehehee.....sayang posisi saya kurang tepat sedikit. Namun tidak apa-apa, yang penting saya puas dengan hasil foto ini. Sesuai dengan apa yang saya harapkan....hehehehe....








Trio 101. Hehehe...para petualang yang baru merampungkan "misinya" menjelajahi Coban Pelangi yang berada di kawasan Tumpang, Malang. Dengan tekad membaja, akhirnya sampai juga di tempat terpencil, dimana sinyal-sinyal operator handphone tak ada yang bisa menembus kawasan itu.

Meski demikian, tak ada sinyal, kepuasan mencapai kawasan wisata alam Coban Pelangi di Tumpang, Malang, tak dapat dilupakan begitu saja. Suasana dan keakraban yang segar niscaya akan selalu teringat selamanya....sampai kapanpun....

Sejarah Arema Malang


Nama Arema adalah legenda Malang. Adalah Kidung Harsawijaya yang pertama kali mencatat nama tersebut, yaitu kisah tentang Patih Kebo Arema di kala Singosari diperintah Raja Kertanegara. Prestasi Kebo Arema gilang gemilang. Ia mematahkan pemberontakan Kelana Bhayangkara seperti ditulis dalam Kidung Panji Wijayakrama hingga seluruh pemberontak hancur seperti daun dimakan ulat. Demikian pula pemberontakan Cayaraja seperti ditulis kitab Negarakertagama.


Kebo Arema pula yang menjadi penyangga politik ekspansif Kertanegara. Bersama Mahisa Anengah, Kebo Arema menaklukkan Kerajaan Pamalayu yang berpusat di Jambi. Kemudian bisa menguasai Selat Malaka. Sejarah heroik Kebo Arema memang tenggelam. Buku-buku sejarah hanya mencatat Kertanegara sebagai raja terbesar Singosari, yang pusat pemerintahannya dekat Kota Malang.

Sampai akhirnya pada dekade 1980-an muncul kembali nama Arema. Tidak tahu persis, apakah nama itu menapak tilas dari kebesaran Kebo Arema. Yang pasti, Arema merupakan penunjuk sebuah komunitas asal Malang. Arema adalah akronim dari Arek Malang.

Arema kemudian menjelma mejadi semacam "subkultur" dengan identitas, simbol dan karakter bagi masyarakat Malang. Diyakini, Arek Malang membangun reputasi dan eksistensinya di antaranya melalui musik rock dan olahraga. Selain tinju, sepakbola adalah olahraga yang menjadi jalan bagi arek malang menunjukkan reputasinya. Sehingga kelahiran tim sepakbola Arema adalah sebuah keniscayaan.

Kesebelasan Arema (Arema Football Club/Persatuan Sepakbola Arema nama resminya) lahir pada tanggal 11 Agustus 1987, dengan semangat mengembangkan persepakbolaan di Malang. Pada masa itu, tim asal Malang lainnya Persema bagai sebuah magnet bagi arek Malang. Stadion Gajayana --home base klub pemerintah itu-- selalu disesaki penonton. Di mana Arema waktu itu ? Yang pasti, ia belum mengejawantah sebagai sebuah komunitas sepakbola. Ia masih jadi sebuah "utopia".

Adalah Acub Zaenal yang kali pertama punya andil menelurkan pemikiran membentuk klub galatama. Jasa "Sang Jenderal" tidak terlepas dari peran Ovan Tobing, humas Persema saat itu. "Saya masih ingat, waktu itu Pak Acub Zaenal saya undang ke Stadion Gajayana ketika Persema lawan Perseden, Denpasar," ujar Ovan. Melihat penonon membludak, Acub yang kala itu menjadi Administratur Galatama lantas mencetuskan keinginan mendirikan klub galatama. "You bikin saja (klub) Galatama di Malang," kata Ovan menirukan ucapan Acub.

Beberapa hari setelah itu, Ir Lucky Acub Zaenal --putra Mayjen TNI (purn.) Acub Zaenal-- mendatangi Ovan di rumahnya, Jl. Gajahmada 15. Ia diantar Dice Dirgantara yang sebelumnya sudah kenal dengan dirinya. "Waktu itu Lucky masih suka tinju dan otomotif," katanya. Dari pembicaraan itu, Ovan menegaskan kalau dirinya tidak punya dana untuk membentuk klub galatama. "Saya hanya punya pemain," ujarnya. Maka dipertemukanlah Lucky dengan Dirk "Derek" Sutrisno (Alm), pendiri klub Armada '86.

Harus diakui, awal berdirinya Arematidak lepas dari peran besar Derek dengan Armada 86-nya. Nama Arema awalnya adalah Aremada-gabungan dari Armada dan Arema. Namun nama itu tidak bisa langgeng. Beberapa bulan kemudian diganti menjadi Arema`86. Sayang, upaya Derek untuk mempertahankan klub Galatama Arema`86 banyak mengalami hambatan, bahkan tim yang diharapkan mampu berkiprah di kancah Galatama VIII itu mulai terseok-seok karena dihimpit kesulitan dana.

Dari sinilah, Acub Zaenal dan Lucky lantas mengambil alih dan berusaha menyelamatkan Arema`86 supaya tetap survive. Setelah diambil alih, nama Arema`86 akhirnya diubah menjadi Arema dan ditetapkan pula berdirinya Arema Galatama pada 11 Agustus 1987 sesuai dengan akte notaris Pramu Haryono SH--almarhum--No 58. "Penetapan tanggal 11 Agustus 1987 itu, seperti air mengalir begitu saja, tidak berdasar penetapan (pilihan) secara khusus," ujar Ovan mengisahkan.

Hanya saja, kata Ovan, dari pendirian bulan Agustus itulah kemudian simbol Singo (Singa) muncul. "Agustus itu kan Leo atau Singo (sesuai dengan horoscop),"imbuh Ovan. Dari sinilah kemudian, Lucky dan, Ovan mulai mengotak-atik segala persiapan untuk ewujudkan obsesi berdirinya klub Galatama kebanggaan Malang. Segala tetek-bengek mulai pemain, tempat penampungan (mess pemain), lapangan sampai kostum mulai diplaning.

Bahkan, gerilya mencari pemain yang dilakukan Ovan satu bulan sebelum Arema resmi didirikan.Pemain-pemain seperti Maryanto (Persema), Jonathan (Satria Malang), Kusnadi Kamaludin (Armada), Mahdi Haris (Arseto), Jamrawi dan Yohanes Geohera (Mitra), sampai kiper Dony Latuperisa yang kala itu tengah menjalani skorsing PSSI karena kasus suap, direkrut. Pelatih sekualitas Sinyo Aliandoe, juga bergabung.

Hanya saja, masih ada kendala yakni menyangkut mess pemain. Beruntung, Lanud Abd Saleh mau membantu dan menyediakan barak prajurit Pas Khas untuk tempat penampungan pemain. Selain barak, lapangan Pagas Abd Saleh, juga dijadikan tempat berlatih. Praktis Maryanto dkk ditampung di barak. "TNI AU memberikan andil yang besar pada Arema," papar Ovan.

Sempat ada kendala, yakni masalah dana --masalah utama yang kelak terus membelit Arema. "Kalau memang tidak ada alternatif lain, ya papimu Luk yang harus mendanai," jelas Ovan saat mengantarnya ke Bandara Juanda. Sepulang dari Jakarta, Acub Zaenal sepakat menjadi penyandang dana.

Prestasi klub Arema bisa dibilang seperti pasang surut, walaupun tak pernah menghuni papan bawah klasemen, hampir setiap musim kompetisi Galatama Arema F.C. tak pernah konstan di jajaran papan atas klasemen, namun demikian pada tahun 1992 Arema berhasil menjadi juara Galatama. Dengan modal pemain-pemain handal seperti Aji Santoso, Micky Tata, Singgih Pitono, Jamrawi dan eks pelatih PSSI M.Basri, Arema mampu mewujudkan mimpi masyarakat kota Malang menjadi juara kompetisi elit di Indonesia.

Sejak mengikuti Liga Indonesia, Arema F.C. tercatat pernah 3 kali masuk putaran kedua atau 8 besar. Yang pertama pada musim kompetisi Liga Indonesia ke II tahun 1995 , pada musim kompetisi Liga Indonesia ke VI tahun 2000 dan musim Liga Indonesia ke VII tahun 2001, Arema kembali mengulangi suksesnya masuk putaran 8 besar yang berlangsung di Jakarta.

Walaupun berprestasi lumayan, tapi Arema tidak pernah lepas dari masalah dana. Hampir setiap musim kompetisi masalah dana ini selalu menghantui. Sehingga tak heran hampir setiap musim manajemen klub selalu berganti. Pada tahun 2003, Arema mengalami kesulitan keuangan parah yang berpengaruh pada prestasi tim. Hal tersebut yang kemudian membuat Arema FC diakuisisi kepemilikannya oleh PT Bentoel Internasional Tbk pada pertengahan musim kompetisi 2003.

Meski demikian, keberadaan Arema tetap tidak terselamatkan sehingga harus degradasi ke Divisi I. Tak lama kemudian, dengan materi dan dana dari pemilik baru, Arema berhasil menjadi juara Divisi I Liga Indonesia 2004 dan kembali berlaga di Divisi Utama pada musim kompetisi 2005.

Pelatih-Pelatih Sebelumnya

* Sinyo Aliandoe (1987-1989)
* Teguh M Andi (1989-1991)
* M Basri (1991-1993)
* Gusnul Yakin (1993)
* Suharno (1993)
* Rudy Keltjes - Gusnul Yakin (1997 - 1998)
* M Basri (1999 - 2000)
* Daniel Rukito (2000 - 2001)
* Hamid Asnan (alm) (2001)
* Daniel Rukito (2002 - 2003)
* Terry Wetton (Australia) - Gusnul Yakin (2003)
* Henk Wullems (2003)
* Benny Dollo (Akhir 2003 - September 2006)
* Miroslav Janu (2006 - Januari 2007)
* Bambang Nurdiansyah (2008, 5 bulan)
* Gusnul Yakin (Agustus 2008 - Juni 2009)

Prestasi :
* Galatama
Galatama IX 1988/1989, Top Scorer - Mecky Tata(18 gol)
Galatama XI 1990/1992, Top Scorer - Singgih Pitono (21 gol)
Galatama XII 1992/1993, Juara, Top Scorer - Singgih Pitono (16 gol)

*Piala Galatama
1992 Runner Up - Piala Galatama

*Liga Indonesia
2004 - Juara Divisi Satu

*Piala Indonesia
2005 - Juara, Most Valuable Player - Firman Utina
2006 - Juara, Most Valuable Player - Aris Budi Prasetyo, Top Scorer - Emaleu Serge (9 gol), Best Supporter - Aremania

*Piala Jatim
2003 - Peringkat 4
2008 - Runner Up

*Award
Tabloid Bola Best Team Award 2006
Tabloid Bola Best Team Award 2007

*Arema Junior
2007 - Juara Piala Soeratin Liga Remaja Nasional U -18

Rekor Kemenangan-Kekalahan Terbesar
Menang :
(Kandang) 28-6-2001 PSS, 4-9-2005 Persikota (5-0)
(Tandang) 1-7-1992 Gelora Dewata (4-0)

Kalah :
(Kandang) 28-2-2009 Persipura (5-0)
(Tandang) 26-1-2003 Persipura (6-0)

Pemain Legenda :

Mahdi Haris (1980's)
Mecky Tata (1980's-1990's)
Imam Hambali (1990's)
Dominggus Nowenik (1980's-1990's)
Singgih Pitono (1980's-1990's)
Maryanto 1980's-1990's)
Aji Santoso (1980's, 1990's, 2000's)
Joko Susilo (1990's-2000's)
Kuncoro (1990's, 2000's)
Nanang Supriadi (1993-2005)
I Putu Gede (2000's)
Sutaji (2004-2008)
Erol FX Iba (2004-2006)
Aris Budi Prasetyo (2004-2006)
Firman Utina (2005-2006)
Hendro Kartiko (2007-2008)
Elie Aiboy (2007-2008)
Ortizan Salossa (2007-2008)
Ponaryo Astaman (2007-2008)
Juan Manuel Rubio (1996-2000)
Julio Caesar Moreno (1996-1997)
Christian Cespedes (1998-1999)
Fransisco Rodriguez "Pacho" Rubio (1999-2000)
Rodrigo Fabian Araya (1999-2000, 2003)
Badmidelle Frank Bob Manuel (2001)
Jamie Rojas (2002)
Joao Carlos (2004-2007)
Junior Lima (2004-2005)
Francis Yonga (2005-2006)
Emile Bertrand Mbamba (2007-2008)
Emaleu Serge (2005-2009)


sumber :
- http://historyofaremaclub.blogspot.com/
- http://id.wikipedia.org/wiki/Arema
- http://wapedia.mobi/id/Arema_Malang?t=3.
- berbagai sumber diolah

06 August 2009

Beberapa Alamat Situs Game Online

Audition Ayodance = http://www.ayodance.com

Rohan Online = http://www.rohan.web.id

Crazy Kart = http://www.crazykart.web.id

Idol Street = http://www.idol-street.com

Perfect World = http://www.perfectwold.web.id

RF Online = http://www.rf-online.web.id

SEAL = http://www.sealindo.com

Getamped R = http://www.getamped-r.web.id

Ragnarok Online = http://www.ragnarok .co.id