Catatan perjalanan Minggu, 11 Juli 2010
Minggu pagi pukul 10.00 WIB di cuaca yang teramat cerah, kami bersepuluh orang dengan mengendarai 5 sepeda motor mulai berangkat dari kota Malang menuju ke arah selatan luar kota. Adapun yang kami tuju adalah 2 pantai yang berada di kawasan selatan Kabupaten Malang. Yaitu pantai Ngantep dan pantai Kondang Merak. 2 pantai yang lokasinya relatif berdekatan, dan juga dapat dikatakan, masih alami untuk dikunjungi. Karena belum sepenuhnya dikelola oleh pemerintah daerah setempat sebagai kawasan wisata sebenarnya.
Perjalanan dimulai ketika iring-iringan rombongan kami melalui jalanan beraspal berbelok-belok, naik-turun. Menjelajah naik-turun bukit, dengan ditemani pemandangan hijaunya tetumbuhan yang berada di kiri-kanan jalan. Sekitar 1,5 jam kemudian, sampailah kami di sebuah perempatan jalan. Yang mana ada 2 petunjuk jalan yang dapat kami jadikan sebagai patokan informasi keberadaan pantai yang kami tuju. Petunjuk jalan yang searah dengan arah kami berangkat menunjukkan arah ke pantai Balekambang, sedang papan petunjuk yang mengarah ke kanan menunjukkan ke arah pantai Kondang Merak. Sedang arah jalan ke kiri tanpa ada papan petunjuknya. Namun saya yakin, jalan ke arah kiri adalah jalur ke arah pantai yang kami tuju. Karena saya dulu sebelumnya pernah tiba di perempatan jalan ini, tatkala menuju pantai Kondang Merak. Arah kendaraan, kami arahkan ke kiri dari perempatan jalan itu. Beriringan kami melajukan kendaraan kami satu-persatu, melewati jalanan berbatu yang lumayan tajam. Juga terkadang ada lubang-lubang yang di sana-sini. Jadi ketika mengendari sepeda motor kami, harus hati-hati sekali. Jalanan yang sangat parah itu membawa kami ke sebuah jembatan dengan pemandangan indah di sebelah kiri-kanan jembatan. Layaknya muara sungai yang berada sekitar 30 meter di bawah kami membawa tampilan alam yang sangat bagus. Sungguh alami, airnya tampak jernih ketika dilihat dari atas jembatan. Usai menikmati suasana di jembatan, kami melanjutkan perjalanan kami melampaui jalanan bebatuan berwarna kuning. Jalanan yang sangat rusak, hampir-hampir tak terawat menjadi teman kami menempuh perjalanan itu. Bebatuan yang tampak tajam2 tertanam di sepanjang jalanan itu. Membuat kami ekstra hati-hati dan harus pandai-pandai melintasi jalanan itu. Sekitar setengah jam kemudian, sampailah kami di daerah perkampungan penduduk. Sempat kami menanyakan arah jalan menuju pantai, karena ada beberapa tikungan yang sempat membingungkan kami. Dengan bantuan seorang warga, akhirnya kami melanjutkan perjalanan kami. Jalanan yang rusak harus kami lewati lagi. Lebih parah dari jalanan yang tadi...benar-benar menguras semangat dan konsentrasi! Usaha kami melewati jalanan itupun berakhir di sebuah tanah lapang yang berada di sekitar beberapa rumah penduduk. Kami segera menitipkan sepeda motor kami dan bergegas berjalan kaki menuju ke arah pantai, yang terdengar keras suara hempasan ombaknya dari tempat kami memarkir kendaraan kami. Kami berjalan kaki melampaui jalan setapak sekitar 200 meter ke arah selatan, dan sedikit berbelok dan kami melihat sebuah pemandangan laut yang sangat indah sekali. Hempasan ombak yang keras, gelombang air laut yang tinggi dan angin laut yang menerpa wajah-wajah kami. Membuat suasana petualangan sangat kentara sekali. Begitu menyenangkan dan sejenak melepas penat dari rutinitas sehari-hari. Menjelajah pantai yang kira-kira panjangnya 1 km menjadi kegiatan kami saat itu. Sambil bermain di ujung pantai dengan hati-hati. Karena ombak yang sangat besar dan dahsyat. Sangat mempesona sekali keindahan pantai yang masih belum terjamah oleh banyaknya wisatawan yang mendatangi tempat ini. Seolah-olah, pantai ini hanya kami sendiri yang punya. Itu dapat dilihat dari tidak adanya pengunjung yang mendatangi tempat ini ketika kami tiba. Jelajah dari ujung pantai sebelah barat ke sebelah timur dengan berjalan kaki bolak-balik, tidak membutuhkan waktu yang sangat lama. Karena tingginya air laut yang bergelora, membuat aktivitas kami terbatas. Karena untuk berenang ke arah laut sangat berbahaya. Para nelayan yang sempat kami temui, sempat memberitahukan kalau ada pelarangan untuk berenang ke arah laut, karena ombak yang sangat besar. Begitu pula aktivitas para nelayan yang tidak bisa pergi melaut mencari ikan, dengan alasan yang sama. Hal itu dapat kami lihat sendiri dengan diparkirkannya beberapa perahu nelayan yang agak jauh di pantai.
Keindahan tempat ini memang sangat bagus. Karena masih sedikitnya pengunjung [atau bahkan belum tahu tentang pantai Ngantep ini??].
Keasriannya membuatnya kami selalu teringat akan keberadaan tempat ini. Sangat menawan dengan ombak besarnya, yang sayangnya tidak boleh bermain dalam hempasan ombaknya yang besar.
Usai menikmati dan menjelajah pantai Ngantep, kami segera istirahat sejenak, karena teriknya mentari membuat kami kehausan dan sedikit kelaparan. Dengan perbekalan seadanya, kami segera bersantap bersama di bawah rindangnya tebing dan pepohonan yang menghalangi sinar matahari siang itu.
Tak lama kemudian, kami segera melanjutkan perjalanaan kami menuju ke pantai Kondang Merak, melalu jalanan bebatuan yang sangat sulit dilewati itu. Sehubungan dengan semangat "mbolang" dan jelajah alam, kondisi jalanan rusak pun kami lewati. Dengan berhati-hati, kami melintasi bebatuan yang besar-besar yang tertanam di badan jalan nan lancip tersebut. Sungguh menyulitkan untuk dilewati.
Dibutuhkan waktu sekitar setengah jam perjalanan makadam dari pantai Ngantep ke pantai Kondang Merak. Sebenarnya akses jalur kedua pantai ini tidak begitu jauh. Kira-kira sekitar 6 km. Namun kondisi jalan yang rusaklah yang membuat waktu perjalanan menjadi lama. Jalanan menuju pantai Kondang merak menjadi agak lama. Hampir sama kondisi jalanannya dengan kondisi jalan yang menuju pantai Ngantep. Bebatuan berwarna kekuningan, mirip belerang, dengan semak belukar di kanan-kiri jalan. Dan agak jauh dari tepi jalan, nampak rerimbunan pepohonan yang seolah menyambut kami ketika melintasi jalan tersebut. Pohon-pohon berukuran tinggi dan aneka tetumbuhan yang bergelayut di pohon tinggi menampakkan suasana menyeramkan, mirip monster raksasa yang sedang berdiri mematung memandangi kami. Awan mendung sempat menemani rombongan kami ketika melaju ke arah pantai Kondang Merak. Membuat kami merasa, harus cepat-cepat untuk tiba di sana.
Benar saja, ketika kami tiba, suara deburan ombak sudah terdengar. Kami lewati portal dari kayu yang di potong [tanpa membayar retribusi tiket masuk,karena tidak ada tempat untuk retribusi tiket masuknya], dan menuju ke arah pantai.
Wow....sinar mentari sore hari dan hempasan ombak kecil dari pantai Kondang Merak menyapa kami. Sangat indah terasa dan sungguh mengagumkan suasana saat itu.
Apalagi saat itu sedang pasang surut air laut. Jadi, para pengunjung bisa bermain di bagian tepi pantai yang dangkal airnya. Maka tak jarang dari pengunjung [sangat sangat sedikit sekali, bahkan bisa dihitung dengan jari], mulai bermain-air di perairan dangkal pantai Kondang Merak. Dengan ditemani deburan ombak besar di kejauhan, tak menyurutkan nyali kami untuk menjelajah keindahan pantai Kondang Merak kali ini.
Bebatuan karang yang besar-besar menambah semarak keasrian pantai ini. [2 foto terakhir adalah suasana dan pemandangan di pantai Kondang Merak. Sedang foto terakhir adalah kami semua, anggota forum aremaisme.net dan beberapa kawan yang mengikuti kegiatan ini tatkala berfoto di pantai Ngantep]. Nampak ada beberapa pemancing ikan sedang melakukan kegiatannya di jarak yang lumayan jauh dari tepi pantai. Meski sore itu cuaca sedikit mendung, mereka tetap bersemangat memancing. Padahal kami semua tidak berani bermain-main sampai jauh dari tepi pantai. Mungkin mereka sudah terbiasa...:)
Sempat pula kami temukan beberapa hewan laut kecil-kecil di bawah kami. Misalnya ikan-ikan kecil, bulu babi, sampai ular laut! Yup ular laut kecil, sempat kami temukan berwarna hitam-putih. Untung saja segera saya melihatnya, dan bergegas menjauh.
Sinar mentari yang mulai meredup membuat kami semua bergegas untuk segera kembali ke pantai. Mempersiapkan sejenak, untuk pulang lagi ke rumah masing-masing. Karena para pengunjung yang hadir di sini pun sudah mulai berkurang, tingggal kami bersepuluh saja yang masih tersisa.
Dengan sisa-sisa tenaga dan semangat yang kami miliki, jalanan yang rusak kami lewati lagi. Tanpa ragu, kami lewati pelan-pelan sampai ketemu perempatan jalan utama yang membawa kami ke jalur menuju Kota Malang.
Pengalaman 2 pantai dalam 1 hari ini pasti tak 'kan membuat kami lupa akan semangat kebersamaan yang terjadi di antara kami...
Semoga di lain kesempatan, kami bisa bersama-sama lagi menjelajah tempat yang eksotik lagi di kawasan Malang Raya...
1 comments:
jalan ke pantai ngantap ancurr banget
tapi pas kesana ketemu musang hihihiih
Post a Comment